- deep fried flying gurame
- grilled honey sauce squit with roe
- crab with roe chili sauce
- bamboo clam with black pepper sauce
- grilled giant prawn with malacca sauce
- stir fried papaya flower
Wednesday, December 31, 2014
pai bluberry
Bahan
Adonan Pie :
Isi : Selai bluberry
Cara :
Adonan Pie :
- 75 gram margarine
- 50 gram Butter
- 230 gram terigu all purpose
- 20 gram maizena
- Sejumput garam
- 5 sdm air es
Isi : Selai bluberry
Cara :
- Campurkan margarin, butter, terigu, maizena dan garam. Aduk hingga berbulir, lalu tambahkan air es. Aduk rata dengan pisau pastry atau garpu
- Gilas adonan lalu cetak dalam cetakan pie. Lalukan hingga adonan habis
- Oven dengan suhu 130'C selama 20 menit
- Angkat lalu biarkan dingin dan lepaskan dari cetakan
- Isi pie dengan selai blueberry.
Wednesday, December 3, 2014
teman
Menurutku, kita harus berteman dengan siapa saja. Seandainya teman kita memiliki sifat kurang baik pasti kita menerima dia apa adanya dan harus berubah sifat teman tersebut, teman itu bagaikan indah dan menerima kita apa adanya. Jangan pernah menjauhi teman.
Wednesday, October 1, 2014
besok pemilihan ketua osis
Sebentar lagi, sekolahku bakal mengadakan pemilihan ketua osis . Aku bingung milih antara no 1,2,3. Aku tuh bingung soalnya teman- teman aku nyuruh aku untuk milih nomor 1 atau 2, pusing banget milih 1 atau 2 tapi besok aku akan milih sesuai hati nurani.
dijahilin
Tadi sepulang sekolah aku dikatain, sama sendy dan alifa bahkan sampai jahilin aku tadi waktu di dekat lapangan
Twga ya mereka sama aku.
Twga ya mereka sama aku.
Saturday, August 2, 2014
Tentang penyakit Dyslexia
Dyslexia adalah kondisi seseorang yang sulit memahami dan mempelajari lambang dan tulisan.pada umumnya keterbatasan ini hanya ditunjukkan pada kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan,kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa.
Terima kasih guruku
Terima kasih ..... kuucapkan
pada guruku yang tulus
ilmu yang berguna ..... slalu dilimpahkan
untuk bekalku nanti ......
setiap hariku ..... dibimbingnya
agar tumbuhlah bakatku
kan kuingat selalu ..... nasihat guruku
terima kasihku ucapkan ....
ini lagu, kupersembahkan untuk guru .
Thursday, July 31, 2014
5 masakan tradisional favorit chef marinka
beberapa bulan lalu ,aku nonton entertainment news di net tv.dan ada salah satu chef kesukaanku ,yaitu chef marinka dan chef marinka kasih tau tentang masakan tradisional favoritnya dan favoritnya adalah.
1. gado-gado
2. nasi uduk
3. soto betawi
4. sate padang
5.ketoprak
resiko pekerjaan malam
- meningkatkan resiko kanker
- memicu diabetes & obesitas
- menyebabkan depresi
- masalah pada kehamilan
itulah yg tadi aku tau waktu nonton di youtube.
cewek yg happy itu
- selalu berpikir positif
- merupakan teman yg baik
- selalu menyebarkan cinta
- berani menghadapi tantangan
- tahu cara berterima kasih
- tahu kapan harus istirahat
- tahu apa yg menjadi tujuan hidupnya
- punya pola makan dan olahraga yg baik
- selalu have fun!
gimana jahatnya narkoba
narkoba hanya akan mengambil hal-hal yang disayanginya:
masa mudamu,
keluargamu,
teman-temanmu
kewarasanmu,
bahkan,hidupmu.
kalau menurutku sebaiknya jangan memakai narkoba karena akan merusak masa depanmu dan harus ada orang yang mendukungnya untuk bangkit dari masa kelam ke masa yang lebih cerah.
Monday, July 28, 2014
99 Cahaya di Langit Eropa 1 & 2: Imajinasi Islam dalam Nalar Kekalahan
Acha Septriasa dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa
Atau, jika kita hendak lebih akurat, para pembuat film ini lebih suka memakai kata "hijab" daripada "jilbab". Saya menyimpulkan ini dari beberapa petunjuk dalam film, maupun (terutama) latar pembuatan film, dan petunjuk-petunjuk lain tentang penonton utama film ini. Sebelum menelusuri petunjuk-petunjuk itu, saya perlu menekankan pentingnya kata "jilbab" dan "hijab" bagi film ini.
Dua kata tersebut sama-sama mengacu pada pakaian jenis khas yang bertujuan menutup aurat perempuan muslimah secara menyeluruh. Kedua kata tersebut punya latar sejarah sosial yang berbeda. Setidaknya, dalam penggunaanya di saat ini. Menelusuri makna dan latar kata "jilbab" dan "hijab" saja, kita bisa mendapati sebuah konstruksi pemahaman Islam yang mendasari film 99 Cahaya Di Langit Eropa, bagian 1 & 2.
Pergeseran makna dua kata
"Jilbab" adalah kata dari bahasa Arab yang mencuat pada pertengahan 1980-an di Indonesia. Kata ini bermakna: " n kerudung lebar yg dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada." Itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online.
Kata "jilbab" masuk menjadi lema pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam edisi cetak yang dikeluarkan pada 1990. Dalam penggunaannya, "jilbab" biasanya dikaitkan dengan pemakaian baju panjang yang menutupi tangan dan kaki. Kadang, dengan cadar juga –yakni penutup wajah dan tangan. Itu sesuai aliran atau kepercayaan yang dianut si pemakai jilbab.
Yang jelas, kata "jilbab" menjadi isu nasional ketika pada awal 1980-an ada pelarangan pemerintahan rezim Soeharto untuk menggunakan jilbab di kantor instansi dan sekolah/universitas. Kronologi berbagai pelarangan jilbab itu antara lain bisa dibaca di dalam tulisan Alwi Alatas, Kasus Jilbab Di Sekolah-sekolah Negeri di Indonesia Tahun 1982-1991 (dihttp://maaini.wordpress.com/2008/11/17/sekelumit-sejarah-jilbab-di-sekolah-negeri-di-indonesia/.
Puncak isu jilbab terjadi ketika ada isu dan kerusuhan yang dikenal sebagai peristiwa "jilbab racun" pada 1989. Bermula dari desas-desus bahwa ada perempuan-perempuan berjilbab yang menebar racun di tengah pasar, atau warung, maka untuk beberapa minggu masyarakat yang resah memburu dan mengeroyok para pemakai jilbab. Pada saat itu, pemakai jilbab masih dianggap pembawa paham Islam yang "baru" dan menyempal.
Kecemasan masyarakat saat itu terpengaruh oleh langkah-langkah pemerintah rezim Soeharto yang memang memperlakukan pemakai jilbab sebagai kelompok yang harus dicurigai dan dibatasi, didiskriminasi, sebagai ancaman terhadap "stabilitas" (sebuah kata kunci rezim untuk mengatur masyarakat). Kecemasan yang membuahkan kekerasan saat isu "jilbab racun" beredar. Banyak pemakai jilbab dikejar-kejar saat lewat pasar, dikeroyok, dilempari batu atau dipukuli.
Saya ingat, keadaan begitu mencekam, sehingga banyak pembimbing tarbiyah (gerakan Islam yang bertalian dengan metode dakwah Ikhwanul Muslimin yang nantinya jadi embrio Partai Keadilan Sejahtera (PKS)) yang membolehkan para pemakai jilbab yang ketakutan melepas jilbab untuk sementara. Walau, ada juga iming-iming, akan lebih mulia di mata Allah jika mereka teguh memakai jilbab apa pun yang terjadi.
Akhirnya, isu itu malah berbalik arah ketika makin banyak ditemukan (ditangkap) oleh masyarakat bahwa para pemakai jilbab yang menebar racun itu abal-abal. Konon, ada yang bahkan sebetulnya lelaki menyamar pakai jilbab dan saat ditangkap massa berlagak gila. Lagipula, sebelum kabar pemakai jilbab abal-abal itu, sebagian masyarakat sudah mulai bersimpati pada para pemakai jilbab yang selalu terancam massa. Mereka curiga, pasti ada "apa-apa" di balik isu aneh tersebut.
Peristiwa "jilbab racun" penting disebut karena itulah salah satu tonggak saat kata "jilbab" terpampang jadi headlines koran-koran di Indonesia. Dengan kata lain, itulah saat kata "jilbab" masuk dan merasuk jadi kosa kata bersama di Indonesia. Makna leksikalnya tak jauh dari yang tercantum di KBBI seperti saya kutip di atas, sedang makna kulturalnya –sebagai atribut identitas Islam bagi sebagian muslim– semakin berterima sesudah peristiwa itu.
Raline Shah dan Geccha Tawara dalam film 99 Cahaya Di Langit Eropa
Puisi dan pembacaan puisi tersebut penting, karena Emha mencoba menggeser makna "jilbab" dari sebuah gerakan ideologis Islam yang eksklusif menjadi sebuah gerakan kultural yang kritis terhadap rezim. Penggeseran itu sekaligus menampik makna yang ditekankan rezim tentang "jilbab", sebagai ajaran berbahaya yang harus diawasi atau dilarang.
Pergeseran makna kultural lain malah terjadi lebih dini lagi, sejak semula ada gerakan berjilbab di kalangan pelajar Bandung pada 1979, dan ditanggapi dengan pelarangan dan diskriminasi oleh pemerintah. Saat itu, seorang fotomodel perempuan dan desainer muda saat itu yang juga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Anne Rufaidah, terlibat. Dan akhirnya, pada awal 1980-an, ia memakai jilbab secara terbuka. Ia pun aktif mengawali gerakan mode Islami, fashionuntuk para pemakai jilbab.
Dalam semua latar sejarah bagi kata "jilbab" di Indonesia tersebut, beredar sebuah kata terkait: "hijab". Di kalangan dakwah aliran bawah tanah saat itu (termasuk gerakan tarbiyah), kata ini dianggap lebih "hard core" dalam hal syariah pakaian perempuan. Pangkalnya, antara lain, pada 1984, terbit terjemahan buku pemikir Islam radikal dari Pakistan, Abu'l A'la Maududi, berjudulHijab. Biasanya, di kalangan tarbiyah waktu itu, buku ini disembunyikan dulu dari para peserta dakwah pemula, karena dianggap "terlalu keras".
Walau begitu, tentu saja kata "hijab" beredar juga di kalangan pelaku dakwah dan tarbiyah, dalam percakapan informal (seringkali berfungsi sebagai atribut identitas kekelompokan juga) maupun penerbitan internal mereka –seperti majalah Sabili, Ummi, atau Annida. Walau tak menjadi kata yang berterima di masyarakat luas, kata itu selalu terpakai hingga 1990-an, dalam makna atau konotasi radikalnya.
Secara etimologis (asal-usul kata), "hijab" berasal dari istilah Arab yang dalam Al Qur'an mengacu pada kain pemisah, atau tirai. Diterapkan pada pakaian perempuan, "hijab" bisa dipakai untuk pengganti kata jilbab, tapi biasanya juga dipakai untuk menyebutkan keseluruhan pakaian tertutup bagi seorang muslimah. Secara konotatif, di kalangan gerakan Islam, "hijab" lebih lekat pada fungsi politik identitas, untuk membedakan diri dari non-Islam dan non-gerakan.
Sementara, angin politik-sosial-kultural berbalik ke arah Islamisasi di arus utama pemerintahan pada 1990-an. Jilbab menjadi arusutama (mainstream) pakaian muslim –walau pemakainya tak lantas jadi mayoritas di Indonesia. Bahkan, jilbab tumbuh jadi gaya hidup baru di kalangan kelas menengah kota kita, seiring semakin meluasnya para pemakai jilbab di dunia usaha. "Jilbab" kemudian jadi gaya hidup yang dianggap wajar, tapi "hijab" masih jadi bagian gaya hidup yang di luar arusutama.
Setelah 1998, khususnya sejak pertengahan 2000-an, menguatlah kelompok pemakai jilbab generasi baru, yang praktis tak banyak paham akan latar historis kedua kata itu. Maka, menarik, ketika kata "hijab" kemudian diadopsi oleh kelompok muslimah fashionista (penggemar mode) menjadi sebutan diri "kaum hijabers". Di tangan mereka, kata "hijab" kehilangan makna radikalnya. Posisinya malah terbalik dengan kata jilbab: kata "hijab" dianggap lebih modern, lebih modis, lebih ramah.
Di titik ini, kita memasuki konstruksi Islam sebagai gaya hidup (life style). Dan gaya hidup tersebut diperjuangkan melalui media-media baru, termasuk film-film popular semacam 99 Cahaya Di Eropa. Film ini boleh dibilang lahir dari dan untuk para hijabers itu.
Tubuh Perempuan dalam konstruksi gaya hidup Islami
Kaum hijabers tumbuh dari industri mode Islami. Setelah dirintis oleh artis-artis 1980-an seperti Anne Rufaidah, Ida Royani, dan Ida Leman, bisnis mode Islami (yang tak lain mengacu terutama pada industri mode jilbab), industri tersebut mengalami pertumbuhan mengesankan pada 2000-an. Kaum hijabers bisa dianggap salah satu representasi mutakhir pertumbuhan industri tersebut.
Misalnya: Sebuah berita di situs kabarbisnis.com menyigi Indonesia Hijab Festival ke-2, pada 2-5 Mei 2013 di Surabaya, menarget pendapatan selama festival sebesar satu milyar rupiah (http://www.kabarbisnis.com/read/2838654). Target itu telah disederhanakan dari target Indonesia Hijab Festival pertama di Bandung, 2012, sejumlah 1,5 milyar rupiah –dan diklaim oleh penyelenggaranya malah meraup tiga milyar rupiah selama festival.
Industri yang semakin sering menyebut diri "industri hijab" tersebut disangga oleh pertumbuhan pesat komunitas-komunitas hijabers di berbagai kota Indonesia. Kaum hijabers tersebut memiliki ciri ingin memakai jilbab tanpa menanggalkan hasrat menjadi cantik. Di sini kita pun melihat sebuah hibridisasi yang sukar dibayangkan para pejuang jilbab awal di 1980-an: makna "cantik" yang diangankan kaum hijabers itu hampir sepenuhnya mengadopsi konstruksi ideologi kecantikan menurut industri mode di negara-negara kapitalis maju (seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, atau Prancis).
Untuk mengukuhkan simpulan ini, cukuplah ketik kata "hijab" atau "hijabers" di google, lalu telusuri foto-foto dan situs-situs yang tersedia. Betapa banyak situs yang muncul dipenuhi gambar perempuan berhijab modis dengan pose-pose selayak foto model. Bahkan jika itu foto-foto dari blog atau akun pribadi di Facebook dan Instagram.
Artinya, konstruksi pemaknaan "cantik" kaum hijabers itu lekat dengan tindakan konsumtif, terkait erat dengan perilaku mengonsumsi produk-produk kecantikan, fashion, dan segala gaya hidup yang menjadi sertaannya. Makna radikal kata "hijab" telah luruh, tergerus makna industrialnya. Kita bisa menyebut ini bagian dari gejala komodifikasi agama, dalam hal ini Islam, dan umat telah beralih menjadi Konsumen (dengan "K" besar). Tentu saja ini semacam generalisasi, tapi kita bisa melihat gejala ini paling tidak dalam corak keberagamaan yang berkembang di kalangan muslim kelas menengah kota-kota besar di Indonesia.
Dewi Sandra dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa
Walau dalam film ini tokoh yang diperani Dian Pelangi tidak penting bagi cerita (dan dimainkan secara tak meyakinkan karena skenario lemah dan kemampuan akting Dian yang di bawah pas-pasan), ia penting bagi latar dan definisi pasar film ini. Kehadirannya adalah sebagai daya tarik pasar yang dibayangkan intinya adalah kaum hijabers di seluruh Indonesia. Dian juga, bersama banyak desainer hijab lain, dikerahkan untuk memberi tampilan (look) fashionable di sekujur film. Sebuah daya tarik lain bagi pasar yang didefinisikan berintikan kaum hijabers.
Dan rupanya, sasaran pasar tersebut berhasil dicapai. Film 99 Cahaya di Langit Eropa bagian 1 meraih 1,1 juta penonton bioskop pada 2013. Tentu saja, kita bisa bertanya, apa benar sebanyak itu kaum hijabers di Indonesia? Tanpa data statistik yang pasti pun, saya menduga jawabannya tidak. Tapi, justru itulah menariknya.
Kaum hijabers seperti diwakili Dian Pelangi, juga Hanum Rais sang penulis buku 99 Cahaya di Langit Eropa yang tampil bersama Dian Pelangi, sebetulnya semacam muara dari konstruksi Islam sebagai gaya hidup yang telah berkembang terutama sejak 1990-an. Pada saat angin politik rezim Soeharto jadi condong kepada Islam waktu itu, kaum muslim kelas menengah kota menemukan keleluasaan dalam memilih ekspresi simbolik keislaman mereka.
Relatif tak ada lagi hambatan psikologis yang terlalu mencemaskan untuk mengekspresikan simbol-simbol identitas Islam yang dianggap sesuai syari'ah kepada publik, seperti janggut panjang, kecerewetan terhadap makanan halal, shalat di tempat umum atau tempat kerja, gaya berbahasa yang banyak menggunakan kata-kata Arab, dan pakaian seperti jilbab. Islam dikonstruksi sebagai sebuah "gaya hidup", tepatnya: gaya hidup Islami.
Dalam konstruksi tersebut, hal-hal yang berhubungan dengan penampilan, yang bersifat permukaan (simbolik) dari keberagamaan menjadi lebih penting daripada aspek-aspek batin, asketisme (kezuhudan atau keugaharian), dan filosofis dalam keberagamaan. Konstruksi Islam sebagai gaya hidup bisa dibedakan dari konstruksi Islam sebagai sistem etik seperti yang diusulkan oleh Nurcholis Madjid, atau Islam sebagai ideologi revolusi sosial-politik seperti yang diusulkan oleh berbagai gerakan Islam di dunia.
Konstruksi pemahaman Islam sebagai gaya hidup memiliki kecocokan (afinitas) tinggi dengan sistem ekonomi kapitalistik bercorak ekonomi konsumsi seperti yang dianut oleh Amerika Serikat dan Jepang. Ajaran-ajaran kebatinan Islam, misalnya, menjadi tidak sepenting atau harus menyesuaikan diri dengan ajaran-ajaran yang mendukung pencapaian kemakmuran ekonomi pribadi.
Misalnya, ajaran bahwa "dalam Islam, boleh menjadi kaya" dengan merujuk pada fakta sejarah Nabi Muhammad SAW adalah pedagang yang sukses sebelum jadi Nabi, atau sahabat yang sukses secara ekonomi seperti Abdurrahman bin 'Auf. Rujukan terseleksi tersebut lebih diutamakan daripada rujukan terhadap sosok asketis yang tegas semacam Umar bin Abdul 'Azis atau Abu Zhar yang lurus, anti gaya hidup berlebihan, antikorupsi, dan non-kompromis. Dengan keteladanan atau perujukan selektif tersebut, ekspresi simbolik kemakmuran tidak perlu terganggu keabsahannya.
Dan konstruksi itu mudah kita lihat dalam pertumbuhan gaya hidup, dan industri, hijab. Tubuh perempuan menjadi medan perebutan ekspresi simbolik dalam konstruksi Islam sebagai gaya hidup. Di tahap pertama, kewajiban memakai jilbab atau hijab menjadi ekspresi simbolik kehadiran Islam dalam diri seseorang maupun dalam sebuah masyarakat. Di tahap ini, ada serangkaian tata perilaku yang diharapkan ada pada para pemakai jilbab agar memenuhi kelayakan sebagai seorang "perempuan sholihah".
Di tahap selanjutnya, sebagian kaum perempuan berjilbab mengekspresikan kepribadiannya melalui kemampuan tampil modis. Menjadi bagian dari komunitas hijabers adalah salah satu contoh terkini ekspresi kepribadian perempuan muslimah dalam konstruksi pemahaman Islam sebagai Gaya Hidup. "Tampil modis" di sini, dalam praktik, adalah memakai dan mengonsumsi produk-produk industri hijab, industri kecantikan, dan industri fashion umum (misalnya, tas bermerk dari Paris –lagipula, apakah sudah ada tas perempuan dari brand yang Islami?).
Semakin modis dan kemilau gaya pakaian seorang hijabers, semakin dekat ia dengan ideal-ideal sukses pribadi atau sosok pribadi makmur. Dan itu, dikonstruksi sebagai memberi gengsi atau kebanggaan terhadap Islam. Dalam konstruksi demikian, bisa kita pahami mengapa film 99 Cahaya di Langit Eropa menekankan tampilan yang serba stylish dari para pemeran maupun latar tempat cerita yang selalu di lokasi-lokasi turistik utama Eropa sebagaimana yang ditawarkan oleh paket-paket wisata biro travel di Indonesia.
Dan mengapa, di dalam latar Eropa yang mengagumkan dari sudut pandang turis tersebut, dan melalui sosok-sosok yang serba ganteng dan cantik itu, tema yang muncul adalah "kebanggaan Islam" serta bagaimana kebanggaan yang terkonstruksi di Eropa tersebut membawa tokoh Hanum (dimainkan oleh Acha Septriasa dengan gaya sinetron seperti biasa) memakai jilbab di Istambul, Turki. Dalam konstruksi ini, kaum hijabers menjadi lapis depan dari aneka lapis kaum muslim Indonesia yang menganut konstruksi Islam sebagai gaya hidup.
Dan itulah daya tarik utama film 99 Cahaya di Langit Eropa ini: film ini menampilkan sebuah imajinasi Islam yang cocok dengan waham sukses pribadi yang lahir dari sebuah sistem kapitalisme tahap lanjut dalam corak ekonomi konsumsi di Indonesia. Dengan kata lain, banyaknya penonton film ini bisa jadi (walau perlu penelitian empirik yang sayangnya di luar jangkauan penulis) menandakan adanya dambaan yang luas terhadap gaya hidup tersebut.
Nalar Kekalahan
Baiklah, kita perhatikan sedikit lebih jauh soal latar tempat, dan bagaimana itu mencerminkan konstruksi pemahaman Islam sebagai Gaya Hidup dalam film ini. Latar kota Vienna di film ini didominasi oleh ruang-ruang besar dan jalan-jalan utama yang biasa dikunjungi atau dikagumi turis luar Austria. Ibaratnya, Vienna (atau dalam bahasa Indonesia, Wina) dalam film ini tampil sebagai kota kartu pos –kota wisata yang lazim terlihat di foto-foto kartu pos. Perlakuan yang sama terjadi pada Paris (menara Eiffel, Arc de Triomphe, museum Louvre), Kordoba di Spanyol, dan Istambul di Turki.
Dengan nada kagum yang sebetulnya stereotipikal dari para turis dunia berkembang dalam menatap Eropa, narasi dari tokoh Hanum Rais mengiringi kunjungan-kunjungannya ke lokasi-lokasi tersebut. Ia mendampingi suaminya, Rangga (dimainkan dengan baik oleh aktor berbakat Abimana Aryasatya, walau materi skenario di film ini yang sering tampak membatasi pengembangan akting Abimana) yang kuliah Ph.D. di Wina, Austria.
Dari karakterisasi ini kita bisa menyimpulkan pasangan muda ini sedang menapaki jalur sukses. Apalagi tak pernah tampak jelas apa sebetulnya dipelajari Rangga di Wina –seakan pergulatan keilmuan Rangga tak sepenting status Rangga sebagai mahasiswa Ph.D. dan murid kebanggaan profesornya.
Sebagai orang asing yang mengunjungi sebuah peradaban tua dan (terasa) besar, film ini menggambarkan Hanum dan Rangga harus selalu menyesuaikan diri. Yang terutama bermasalah tentu saja identitas Islam keduanya. Persoalan asal-usul Indonesia keduanya kecil saja (misalnya, soal bau ikan asin yang dimasak Hanum membuat tetangga apartemennya marah-marah), tapi selalu ada masalah soal keislaman keduanya: soal makanan halal, soal waktu dan tempat shalat, dan soal prasangka orang-orang Eropa terhadap agama mereka …dan, tentu saja, soal pakaian jilbab.
Dalam konstruksi cerita ini, orang-orang asing (yakni orang-orang non-Islam) yang terlibat dengan hidup Rangga-Hanum di Eropa, tampil dalam tiga model utama:
Adegan dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa
- Orang asing yang menekan, biasanya otoritatif. Misalnya, tokoh Profesor Reinhart yang jadi pembimbing Rangga. Tokoh ini beberapa kali menyulitkan mahasiswanya yang muslim, Rangga dan Khan (diperani Alex Abbad), melaksanakan ibadah mereka seperti sholat Jumat. Karakter serupa juga terlihat dari tokoh-tokoh figuran yang mem-bully para tokoh muslim di film ini di restoran atau jalanan. Atau satpam masjid yang telah jadi katedral di Kordoba yang melarang muslim sholat di tempat itu. Juga satu tokoh anak kecil, Leon, yang menekan Ayse, anak Fatma Pasha, karena Ayse memakai jilbab.
- Orang asing yang menggoda. Sosok ini tentu saja diwakili oleh Maarja (diperani Marissa Nasution) yang mengagumi, mendekati, dan memang tersirat menyukai Rangga. Maarja pula yang memberi drama pada rumah tangga Rangga-Hanum karena jadi pasangan dansa di sebuah pesta ballroom yang konon sebuah acara sangat eksklusif bagi para elite di Wina.
- Orang asing yang konyol. Tentu saja ini diwakili oleh tokoh Stefan (diperani Nino Frenandez) yang atheis. Dalam film, Stefan tampil konyol dalam arti segala pertanyaan dan argumen-argumennya tentang agama, Islam, dan atheis selalu tampak bodoh dan kekanakan. Fungsinya memang jadi comic relief (pelepas tawa), tapi yang lelucon itu selalu dalam bingkai menertawakan Stefan.
Benang merah yang menyamakan mereka adalah semua digambarkan tidak memahami Islam. Salah paham itulah yang jadi pangkal tindakan mereka yang menekan, merayu, atau konyol. Sementara semua tokoh muslim di film ini, dari pasangan Hanum-Rangga hingga Khan, Fatma Pasha (dimainkan oleh Raline Shah) dan anaknya, dan para ibu rumah tangga Turki yang diperani Dian Pelangi dan Hanum Rais "asli", digambarkan sebagai korban kesalahpahaman serta selalu dalam misi mencerahkan orang-orang Eropa itu.
Satu-satunya tokoh keturunan Eropa yang memahami Islam di film ini, Marion Latimer (diperani Dewi Sandra), digambarkan sebagai orang Prancis yang bekerja sebagai sejarawan, dan dia masuk Islam serta memakai jilbab (yang modis). Seakan-akan, dalam imajinasi Islam di film ini, jika saja orang Eropa memahami Islam, maka mereka akan masuk Islam.
Ini adalah narasi yang lahir dari sebuah, saya sebut saja, nalar kekalahan. Muslim dan Islam di Eropa dalam film ini (dan buku yang jadi sumber film ini) digambarkan sebagai pihak yang hampirmenaklukkan Eropa lewat perang, tapi lantas gagal dan kalah. Narasi ini dibangun di bagian pertama film, dengan memunculkan sosok tokoh sejarah dari Turki, Kara Mustapha Pasha. Ia seorang jenderal Turki yang hampir saja berhasil menduduki jantung Eropa di Wina beberapa abad lalu, tapi gagal. Ia dihukum mati, dan salah seorang keturunannya, Fatma Pasha yang jadi sahabat Hanum, kembali ke Eropa.
Fatma menjadi simbol pendekatan baru yang membedakan diri dari kakek moyangnya, Kara. Tersurat dalam film ini, Fatma menganggap pendekatan perang Kara lah yang menyebabkannya gagal menaklukkan Eropa. Fatma ingin menaklukkan Eropa, setidaknya orang-orang Eropa yang ia jumpai, dengan pendekatan damai. Tapi, perhatikan, hasratnya sama: menaklukkan.
Abimana Aryasatya dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa
Begitu Rangga azan, kamera lantas bergerak ke lanskap kota Paris nan Permai, lalu suara azan itu mendapatkan efek peningkatan volume plus gema, sehingga terasa lah bagi penonton bahwa azan itu membungkus kota Paris dalam sebuah suasana syahdu. Mau tak mau, terbaca di situ sebuah angan-angan akan "indahnya Paris/Eropa jika bisa terdengar azan ke seluruh kota".
Dari angan-angan itu, kita lanjut dibawa pada perjuangan Rangga menggapai kebanggaan. Dan caranya adalah dengan masuk, serta menjadi terhormat, di dalam life style elite di Wina. Ia ikut serta dalam acara dansa bergengsi itu, memakai kemeja tuksedo, berdansa dengan Maarja sebagai murid kebanggaan profesor Reinhart, atas restu Hanum yang menekankan betapa membanggakannya undangan dansa itu. Dan Rangga pun lulus, serta menyampaikan pidato mewakili mahasiswa, ke publik kampus yang menatap kagum serta bertepuk tangan meriah.
Boleh dibilang, Rangga menggapai sukses, mencapai keberhasilan yang membanggakan dalam perjuangan di ranah gaya hidup itu. Perjuangan gaya hidup Rangga-Hanum berjalin dengan model kebanggaan lain yang ditawarkan oleh Fatma dan Marion: yakni melalui tafsir (atau, bisa juga disebut manipulasi) sejarah Eropa.
Fatma mengenalkan Eropa pada Hanum sebagai sebuah wilayah yang menyimpan kekayaan sisa kejayaan Islam. Marion membawa Hanum ke museum Louvre untuk melihat bahwa dalam lukisan Bunda Maria karya Ugolino de Nerio, tampak pula jejak Islam di situ. Lalu Hanum dan Rangga berdiri di Eiffel dan Arc du Triomphe dan menatap jalur Champs-Élysées sebagai jalur lurus yang dalam lanjutan garis imajinernya langsung menuju Mekkah.
Semua "fakta sejarah" itu tentu saja hanya sekelas utak-atik gathuk atau main mencocok-cocokkan. Dalam bukunya, tak ada penguat klaim-klaim tersebut. Dalam filmnya, sama saja: semua terbangun dari ucapan-ucapan Fatma dan Marion. Tapi, jika sudah dalam bingkai kamera, penonton tentu lebih mudah dibujuk untuk percaya bahwa itu telah terbukti sebagai "fakta". Dan konstruksi "sejarah" itu diperlukan dalam membangun kebanggaan muslim terhadap Islam.
Seperti narasi Hanum sendiri, bahwa perjalanannya ke Eropa telah membuatnya tambah bangga akan Islam. Kebanggaan yang terasa semakin diperlukan, saat Hanum merasa tertindas oleh kekalahan historis Islam di Kordoba, dalam bentuk pengubahan masjid Mezquita jadi katedral. Hanum tergetar oleh kebesaran dan bangunan mewah bekas masjid Kordoba itu, sehingga dia tertunduk sujud di lantainya. Segera saja kaki satpam mendekat, dan Hanum dimarahi, dibentak, dilarang shalat di situ.
Saat dimarahi satpam Kordoba, Hanum menentang, menggugat kenapa pengunjung muslim dilarang sujud atau sholat di tempat yang dulunya lambang kejayaan Islam di Spanyol itu. Rangga, sebagai model pendekatan kompromis, memisahkan, minta maaf pada satpam, dan membawa pergi Hanum. Di sebuah restoran, Hanum masih tak terima soal pelarangan sujud atau sholat di bekas masjid Kordoba itu. Hatinya baru terasa enak saat berjumpa seorang satpam masjid yang galak, dan menraktir si satpam itu.
Adegan mentraktir orang Eropa yang tak mau paham muslim dua kali terjadi, pertama kali oleh Fatma. Tindakan itu dilabeli sebagai contoh menjadi "agen muslim yang baik". Jadi, dalam konstruksi cerita ini, agen muslim yang baik bisa dalam bentuk membayari orang Eropa. Atau dengan melakukan perilaku lain yang sifatnya membanggakan, dan menerapkan prinsip "tangan di atas". Seperti Khan membantu Stefan di rumah sakit, sehingga meluluhkan hati Stefan (walau, mungkin karena "kebodohan" Stefan, tak sampai membuat Stefan masuk Islam).
Yang tak dimasalahkan dalam film ini adalah berapa biaya untuk menjadi "agen muslim yang baik" itu?
Adegan dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa
Dalam Nalar Kekalahan ini, seorang muslim mendefinisikan identitas keislamannya berdasarkan perasaan menjadi korban, dan terpaksa harus bersabar menyesuaikan diri dengan dunia Sang Penakluk, agar bisa mengalahkan Sang Penakluk dalam permainan mereka sendiri.
Nalar Kekalahan juga bisa membawa pada pilihan bentuk perlawanan yang sifatnya konfrontatif, konfliktual, kalau perlu kekerasan. Jenis perlawanan yang dengan gampangan bisa dikategorikan sebagai "terorisme". Itulah yang ditepis film ini, dengan adegan pembuka kilas balik masa kanak Khan di Pakistan, saat ia diajak teman-temannya untuk belajar jadi mujahid pada para Taliban. Ayah Khan memarahi Khan kecil dan memintanya berjihad lewat ilmu.
Film ini mengidealkan pendekatan Rangga. Ia digambarkan selalu menyabarkan Khan yang masih sering dipenuhi kemarahan dalam melawan kekalahan di hadapan Eropa itu. Rangga mengedepankan retorika perdamaian, melalui argumen-argumennya (yang sebetulnya sering terasa sangat menggurui dan menganggap bodoh pihak lain) kepada Stefan, Maarja, dan profesor Reinhaart.
Retorika "perdamaian" dalam Nalar Kekalahan yang tergambar di film ini jadinya tak lebih sebuah siasat untuk mencari bentuk-bentuk penaklukan yang paling mungkin dicapai dalam posisi sebagai korban dan kaum terpinggirkan itu. Bagi Rangga dan Hanum, penaklukan yang paling mungkin adalah dengan memenangi medan gaya hidup modern. Dengan menjadi sukses.
Walau, dalam konstruksi pemahaman tersebut, sukses itu bersifat pribadi dan kemenangannya bersifat simbolik. Sebuah angan-angan kemenangan yang sebetulnya cocok sekali dengan kepentingan sistem ekonomi konsumsi mempertahankan keberadaannya. ***
alasan aku ga buka bog selama 3 bulan
karena, google aku tiba-tiba gak bisa dibuka dan sepertinya karena virus deh.
Monday, May 12, 2014
resep madeleine
Madeleine - French Butter Cake

Ini resep yang TIDAK MENGGUNAKAN MIXER LISTRIK untuk mengaduk adonan, cukup pengaduk adonan bertangkai kayu itu.
Resep ini didapat dari eugenie's kitchen yang saya temukan ketika mencari resep kue ini di youtube. Dan ternyata dia punya blog juga, ini dia: eugeniekitchen.blogspot.com
Bahan-bahan untuk 12 kue ukuran 8 cm:
1/2 cup & 1 sendok teh gula tepung (65g)
1/2 cup & 1 sendok teh tepung (65g)
5 sendok makan mentega tawar, dicairkan (65g)
1 butir telur
2 sendok teh susu (10ml)
1/2 sendok teh baking powder (2g)
1/2 buah parutan kulit lemon
4 sendok teh gula vanila (1g) (optional)
Cara membuatnya:
#1. Dalam mangkuk isi parutan lemon masukkan telur, susu, gula dan sedikit garam, aduk rata dan sisihkan.
#2. Dalam mangkuk yang lain campurkan terigu, baking powder, dan gula vanila. aduk rata.
#3. Masukkan campuran tepung ke dalam campuran cair aduk hingga tercampur rata.
#4. Masukkan mentega cair yang suhunya telah sama dengan suhu ruangan, aduk hingga rata.
#5. Isikan 2/3 loyang dengan adonan, kira-kira dua sendok makan. Masukkan freezer selama 3 menit (atau bisa satu jam).
#6. Panggang dengan suhu 375°F (190°C) selama 11-13 menit atau hingga coklat keemasan.
#7. Setelah matang, biarkan dingin dalam loyang, selama semenit, baru kemudian keluarkan dari loyangnya.
Foto di atas diambil dari situs berikut:
http://www.joyofbaking.com/madeleines.html#ixzz2EOU5XSAr
Hasil praktek tidak secantik foto ini dan tidak pakai cetakan bentuk kerang juga sih, tapi tetap enaaaak....
Di bawah ini resep Madeleine dari joyofbaking yang kapan-kapan kalau
sempat akan saya coba. Resep yang ini lebih serius karena telurnya lebih
banyak (cuma 3 sih) dan PAKAI MIXER LISTRIK.
Demikian resepnya:
Untuk 24 kue ukuran 8 cm
Resep:
1/2 cup (113 grams) mentega tawar
1 cup (130 grams) terigu
1/2 sendok teh baking powder
1/8 sendok teh garam
3 butir telur besar
2/3 cup (133 grams) gula pasir
1 sendok teh vanilla ekstrak
Cara membuatnya:
#1. Cairkan mentega, sisihkan agar dingin
#2. Aduk rata terigu, baking powder, garam hingga tercampur rata
#3. Kocok telur dan gula dengan kecepatan sedang hingga volumenya naik 3 kali lipat, kira-kira lima menit. #4.Tambahkan ekstrak vanila dan aduk rata.
#3. Kocok telur dan gula dengan kecepatan sedang hingga volumenya naik 3 kali lipat, kira-kira lima menit. #4.Tambahkan ekstrak vanila dan aduk rata.
#5.
Ayak sedikit terigu masukkan dalam campuran telur, aduk dengan spatula.
Masukkan sisa terigu, jangan sampai terlalu lama mengaduk karena bisa
"turun" adonannya.
#6. Aduk sedikit campuran telur dalam mentega cair agar tidak terlalu kental, kemudian masukkan mentega cair dalam 3 bagian.
#7. Tutupi dan masukkan dalam kulkas selama setidaknya 30 menit atau beberapa jam hingga agak kaku.
#8. Jangan lupa oleskan mentega dan taburi terigu pada loyang, masukkan satu sendok makan adonan dalam cetakan.
#9. Panggan selama 11-13 menit hingga coklat keemasan, jangan terlalu lama memanggangnya atau kue akan jadi terlalu kering.
#10. Sajikan setelah ditaburi gula tepung di atas kuenya.
#6. Aduk sedikit campuran telur dalam mentega cair agar tidak terlalu kental, kemudian masukkan mentega cair dalam 3 bagian.
#7. Tutupi dan masukkan dalam kulkas selama setidaknya 30 menit atau beberapa jam hingga agak kaku.
#8. Jangan lupa oleskan mentega dan taburi terigu pada loyang, masukkan satu sendok makan adonan dalam cetakan.
#9. Panggan selama 11-13 menit hingga coklat keemasan, jangan terlalu lama memanggangnya atau kue akan jadi terlalu kering.
#10. Sajikan setelah ditaburi gula tepung di atas kuenya.
Variasi:
Bittersweet Chocolate Madeleines
- cairkan 4 ons coklat hitam atau semi manis yang sudah
dipotong-potong, biarkan dingin. Ikuti resep di atas namun tambahkan
coklat cairnya setelah mentega cair dimasukkan. Lanjutkan seperti resep
tersebut.
Catatan: Kalau cetakan madeleine yang digunakan lebih kecil, waktu memanggang dikurangi menjadi 7-9 menit saja.Sunday, May 11, 2014
resep part 2
Panna Cotta
Bahan:
- 100 ml susu
- 7 gram gelatin bubuk (atau kurang lebih 2,5 sdt biasa/tidak muncung)
- 600 ml krim kental
- 100 gram gula
- 1 sdt ekstrak vanilla (atau 1/4 sdt bubuk vanilin)
- 1 kotak strawberry segar – bersihkan dengan dibilas (lihat info)
- 2 sdt gula halus
-
Campur susu dengan gelatin, aduk rata, diamkan hingga gelatin larut, kurleb 5 menit.
-
Dalam panci dengan dasar tebal, rebus krim kental dengan gula, aduk dengan kocokan/whisk hingga mulai berbuih panas.
-
Masukkan campuran susu dan gelatin, aduk rata, didihkan sebentar lagi, tambahkan ekstrak vanila (atau bubuk vanilin).
-
Tuang dalam gelas-gelas, dinginkan kemudian simpan dalam kulkas 5-6 jam atau semalaman hingga panna cotta mengeras.
- Cacah kasar strawberry, tambahkan gula halus, aduk rata, kemudian tuang di atas panna cotta
resep panna cotta
Panna Cotta
Bahan:
- 100 ml susu
- 7 gram gelatin bubuk (atau kurang lebih 2,5 sdt biasa/tidak muncung)
- 600 ml krim kental
- 100 gram gula
- 1 sdt ekstrak vanilla (atau 1/4 sdt bubuk vanilin)
- 1 kotak strawberry segar – bersihkan dengan dibilas (lihat info)
- 2 sdt gula halus
-
Campur susu dengan gelatin, aduk rata, diamkan hingga gelatin larut, kurleb 5 menit.
-
Dalam panci dengan dasar tebal, rebus krim kental dengan gula, aduk dengan kocokan/whisk hingga mulai berbuih panas.
-
Masukkan campuran susu dan gelatin, aduk rata, didihkan sebentar lagi, tambahkan ekstrak vanila (atau bubuk vanilin).
-
Tuang dalam gelas-gelas, dinginkan kemudian simpan dalam kulkas 5-6 jam atau semalaman hingga panna cotta mengeras.
- Cacah kasar strawberry, tambahkan gula halus, aduk rata, kemudian tuang di atas panna cotta
Tentang Crayon Shinchan
Crayon Shinchan awalnya merupakan komik atau manga karya Yoshito Usui,
yang kemudian dibuat menjadi kartun atau anime. “Crayon Shinchan”
pertama muncul pada tahun 1990 secara mingguan di majalah Weekly Manga
Action, yang diterbitkan oleh Futabasha. Untuk srial animenya mulai
ditayangkan oleh TV Asahi pada 13 April 1992. Di Indonesia, komik
Shinchan diterbitkan oleh Indorestu Pacific (sebelumnya pernah pula
diterbitkan Rajawali Grafiti dengan judul Crayon). Anime “Crayon
Shinchan” juga ditayangkan di Indonesia melalui salah satu stasiun
televisi swasta.
Kini kita akan membahas tokoh-tokohnya. Tokoh dalam serial ini
terdiri dari Keluarga Nohara, Murid-murid dan Guru-guru TK Aksi serta
tokoh lainnya. Keluarga Nohara terdiri dari Shinnosuke Nohara
(Shinchan), Misae Nohara (ibu Shinchan), Hiroshi Nohara (ayah Shinchan),
Himawari Shinchan (adik Shinchan), dan Shiro (anjing peliharaan
Shinchan).

1. Shinnosuke Nohara alias Shinchan merupakan seorang
murid TK berusia 5 tahun yang gemar menirukan tingkah laku orang dewasa,
menyukai berbagai serial anak-anak di televisi, serta sering merayu
wanita dewasa yang cantik.
2. Misae adalah seorang ibu rumah tangga
yang sering dibuat jengkel karena kenakalan Shin-chan. Dia sangat suka
dengan diskon, brosur, dan perhiasan.

3. Hiroshi, adalah seorang pegawai dan kepala keluarga. Dia bisa dibilang takut istri dan tunduk kepada Misae.

4. Himawari, merupakan adik yang mirip dengan kakaknya, dimana dirinya
sangat suka melihat lelaki tampan. Anak ini juga sangat senang sengan
perhiasan dan semua benda-benda yang berkilau.

5. Shiro, anjing
kesayangan Shinchan, berwarna putih dan pendiam.Shiro merupakan seekor
anjing yang dibuang oleh pemiliknya, dan dipungut oleh Shinchan. Shiro
adalah anjing yang cerdas sekaligus bodoh. Kebodohan terbesarnya adalah
kenapa dia tidak meninggalkan Shinchan, padahal Shiro selalu dijadikan
kambing hitam dan korban kekerasan dari kelakuan Shinchan.
Tokoh
dari TK Aksi atau Futaba Youchien di versi animenya, terdiri dari
teman-teman Shinchan yaitu Tooru Kazama, Nene Sakurada, Masao Sato, Bo,
dan Ai. Sementara guru-gurunya yaitu Midori Yoshinaga, Ume Matsuzaka,
Bunta Takakura (Kepala Sekolah), Atsukurushi (pengganti Yoshinaga), dan
Akeo. Ada pula tokoh pendukung lain seperti Pahlawan Bertopeng atau
Action Kamen, dan Yonro.
1. Toru Kazama, adalah teman sekelas Shinchan yang suka sok tahu dan pamer kekayaan.


2. Nene Sakurada, atau Nana di versi Indonesianya, merupakan anak
perempuan tetangga Shinchan. Setiap kali Shinchan berkunjung ke rumahnya
ia selalu membuat jengkel ibu Nene. Nene paling suka dengan permainan
‘pura-pura’/ ‘keluarga bahagia’.

3. Masao Sato, merupakan anak yang
penakut dan paling suka melakukan pekerjaan bersih-bersih. Masao tidak
pernah bisa menolak jika Nene mengajaknya bermain ‘pura-pura’/ ‘keluarga
bahagia’.

4. Bo, adalah anak yang sangat pendiam. Dia hampir tidak
pernah bicara dan selalu terlihat ingusan, Tetapi dia tidak pernah
merasa terganggu dengan keberadaan ingusnya itu. Dia juga suka
mengkoleksi bebatuan berbentuk aneh.
5. Ai, adalah seorang anak
perempuan cantik yang berasal dari keluarga kaya di Tokyo. Tujuannya
bersekolah di TK Aksi adalah untuk melihat kehidupan rakyat biasa. Semua
jatuh cinta padanya, kecuali Shinchan, yang membuat Ai justru tertarik
dengan Shinchan. Dalam komik versi Indonesia, nama Ai diganti menjadi
Masako.

7. Ume Matsuzaka, teman sekaligus musuh bebuyutan Yoshinaga. Ia adalah guru dari kelas tetangga Shin-chan, kelas Mawar. Setelah 24 tahun melajang, akhirnya ia berpacaran dengan seorang dokter ahli tulang.
8. Bunta Takakura, adalah kepala sekolah TK Aksi. Dirinya sering dipanggil Kumicho (boss Yakuza) oleh Shinchan, karena wajahnya yang seram layaknya Yakuza. Namun sebenarnya ia adalah seorang pria yang baik hati.
9. Atsukurushi, merupakan guru pengganti guru Yoshinaga ketika cuti hamil. Dia sangat suka dengan hal-hal yang panas, namun phobia dengan kelinci. Dalam bahasa Jepang, Atsukurushi berarti panas sekali.
10. Akeo, adalah seorang guru pengganti Ume Matsuzaka ketika patah tulang di TK Aksi. Bu guru Akeo adalah orang yang kurang percaya diri. Dia hanya bisa mengutarakan isi hatinya apabila kacamatanya dilepas.

Pahlawan Bertopeng, atau Action Kamen, merupakan tokoh idola Shinchan. Tokoh ini merupakan parodi dari tokoh tokusatsu Jepang, seperti Ultraman atau Kamen Rider (Ksatria Baja Hitam di Indonesia). Sementara Yonro merupakan tetangga Keluarga Nohara saat pindah rumah ke apartemen ketika rumahnya direnovasi.
Rumah yang dihuni Shinchan sekarang dibeli karena lebih luas
dibandingkan tempat tinggal sebelumnya, yang berupa apartemen. Ketika
Shinchan masih berusia kurang dari 1 tahun, dirinya kerap kali berlari
kesana kemari, bahkan membentur tembok karena ruang apartemennya cukup
sempit. Akhirnya Hiroshi dan Misae membeli rumah yang bisa dicicil selama 32
tahun. Dari situ Keluarga Nohara mulai mengenal tetangga-tetangganya,
yang kerap kali muncul di dalam komik maupun animenya.
Jessica Amornkuldilok
Jessica Amornkuldilok
Yang selalu nonton Asia’s Next Top Model pertama pasti sudah kenal dengan sosok yang satu ini. Dialah Jessica Amornkuldilok,
asal Thailand yang menjadi pemenang di ajang model ini. Tentunya kalau
rajin mengikuti episode per episodenya pasti memperhatikan bagaimana
perjuangannya Jessica. Bagaimana wanita blesteran Jerman dan Thailand
ini berubah dari yang biasa saja dengan kemampuan yang standar dan
bahkan tidak dianggap sebagai calon yang potensial untuk menang, menjadi
sosok yang pada akhirnya bisa memukau juri dan memenangkan ajang ini.
Di salah satu episode, Jessica bahkan meluapkan
isi hatinya sambil menangis saat diberikan kesempatan untuk berbicara
dengan pacarnya via sambungan telepon. Kala itu Jessica sangat sedih dan
putus asa karena selama mengikuti ajang tersebut, dia belum pernah
memenangkan satu kali pun tantangan yang diberikan. Tapi siapa sangka,
sesi curhat dengan pacarnya itu menjadi turning point-nya dia. Setelah itu, dia all out
mengeluarkan kemampuannya dan memenangkan banyak tantangan. Jujur aku
kurang tahu ya apa setelah episode itu, dia selalu memenangkan semua
tantangan sampai ke babak final. Tapi sejauh episode yang tidak aku
lewatkan untuk nonton, pemenang tantangannya selalu dia :).
Belajar banyak dari Jessica bahwa jika
kita bertekad untuk berhasil, tentunya itu bisa terjadi. Episode
terfavoritku adalah ketika Jessica bisa begitu menghayati perannya
sebagai seorang sosialita kelas atas sebagai icon mobil Tsubaru terbaru. Di episode itu Jessica bilang bahwa dia cukup membayangkan seorang Paris Hilton
untuk memerankan karakter sosialita di iklan tersebut, bagaimana cara
Paris berjalan, membawa tasnya, memegang gelas dan minum sesuatu dari
gelas tersebut. Dan terbukti penghayatannya sangat luar biasa! Yang
melihat dia tanpa tahu bahwa dia sedang berakting untuk kompetisi ajang
model mungkin akan terkecoh dan mengira bahwa Jessica benar-benar
kalangan sosialita kelas atas.
Satu lagi sikap yang bisa dipelajari
dari Jessica adalah dia jarang (atau mungkin gak pernah kali ya)
menjelek-jelekkan kontestan lainnya di belakang. Seingetku yaaa semua
episode yang aku tonton sih gak ada Jessica ngomongin hal-hal jelek dari
kontestan lainnya. Gak tau ya kalau di episode yang aku gak nonton :D.
Dia fokus pada dirinya sendiri untuk
jadi lebih baik dan lebih baik lagi setiap saat. Jadi ibaratnya yaaa
pakai kacamata kuda, konstestan lain mau bilang apa tentang dia ya dia
sih cukup fokus pada dirinya aja untuk bisa menang di ajang ini.
Dan semua ketekunan Jessica terbayar
ketika dia terpilih menjadi jawara di ajang Asia’s Next Top Model
pertama ini. Sosok Jessica telah membuktikan bahwa fokus dan kerja keras
serta keinginan untuk selalu memperbaiki diri adalah yang terpenting.
Kalau kita sudah menemukan kekuatan kita, dengan sendirinya kita bisa
menjadi orang yang unggul tanpa perlu menjatuhkan orang lain. Cukup
menjadi diri sendiri dan lakukan yang terbaik, sekalipun orang lain
tidak suka akan apa yang kita lakukan dan apa yang kita capai. Jangan
pernah mempedulikan cibiran orang lain karena sukses itu ya ada di
tangan kita bukan bergantung pada cibiran orang :).
Oiya dengan jadi pemenang ajang ini, Jessica berhak atas hadiah berupa uang sebesar US$100 ribu, kesempatan menjadi model Canon IXUS 2013, model sampul majalah Harper’s Bazaar, mobil Subaru XV, dan kontrak sebagai model dengan Storm Model Management di Inggris dan Eropa.
Tuh kan memang buah kerja keras itu selalu worth it!
Friday, May 9, 2014
tentang hobi masak
aku udah lama suka banget sama masak.tapi belum sempat karena ada 3 alasan:
1. malas
2.takut kebakaran
3.sibuk
menurutku hobi masak ini , bisa bikin kita memiliki pengetahuan luas serta eksprimen. sebelum kuliah dan masak aku akan coba masak , selama aku sekolah.
Friday, April 25, 2014
Thursday, January 30, 2014
Saturday, January 25, 2014
Wednesday, January 22, 2014
bakatku
sebenarnya apa bakatku sesungguhnya,aku bingung gimana caranya supaya bis mengembangkan bakatku yang sebenarnya
Saturday, January 18, 2014
hujan hujanan
tadi waktu gue baru pulang dari les nari,tiba-tiba hujan terus pulang ke rumah sedikit basah kuyup tapi untung aja tadi mamaku ngasih aku jas hujan biar gak kedinginan.
perhatian ya mamaku yang cantik .
perhatian ya mamaku yang cantik .
Tuesday, January 14, 2014
jangan benci pada orang yang kalian gak suka atau sebel
kita jangan pernah membenci satu sama lain,karena benci itu tidak baik.
aku mau kasih tau sebenarnya kalian boleh sebal sama teman kalian tapi kalian jangan sering ribut dan sudah ribut kita harus ngomong kata maaf
Subscribe to:
Posts (Atom)